Sabtu, 23 April 2011

Golden Wing, Band Palembang Tempoe Doeloe



          Di era tahun 1960-an tidak banyak dikenal kelompok musik di Indonesia yang merekam lagu-lagu mereka sendiri dan me-release album-nya ke tengah khalayak. Sebagian besar kelompok musik pada waktu itu hanya menjadi kelompok musik pengiring para penyanyi tunggal, pada masa ini dikenal nama-nama kelompok musik seperti Zaenal Combo, Arulan, Empat Nada, Panca Nada, Eka Sapta dan sebagainya. Masa ini memang masa keemasan para penyanyi tunggal. Memang ada sedikit perkecualian, yakni pada kelompok musik Koes Bersaudara dan Eka Sapta (yang merekam lagu-lagu tanpa syair/instrumentalia).
            Pada masa itu, di kota Palembang tidak banyak kelompok musik yang eksis. Maklum, mendirikan band bukan perkara mudah, untuk ini diperlukan biaya yang mahal — khususnya untuk membeli peralatan musik. Apalagi di Palembang tidak ada tempat untuk menyewa peralatan band, seperti yang dapat ditemui di kota-kota besar di pulau Jawa. Pada pertengahan tahun 1960-an, di Palembang dikenal tiga kelompok musik yang bagus dan memiliki peralatan yang cukup mewah untuk ukuran waktu itu, yakni Kerangga Combo,  Octarina dan Rheniara. Ketiga kelompok musik ini sudah menggunakan peralatan musik dan sound system merk Fender dan Hofner.
            Memasuki paruh kedua tahun 1960-an mulai bermunculan kelompok-kelompok musik elit pesaing Kerangga Combo, Octarina dan Rheniara. Perusahaan pelayaran PT. Pelni mendirikan kelompok musik yang diberi nama Nada Samudra dan Pertamina mendirikan kelompok musik yang bernama Kuda Laut. Karena dicukongi oleh dua perusahaan besar, tidak heran apabila kedua kelompok musik ini memiliki peralatan yang mewah. Tapi sama halnya di tempat-tempat lain, kelompok-kelompok musik Palembang ini hanya eksis sebagai band pengiring para penyanyi solo. Mereka tidak pernah merekam dan merilis album sendiri, meskipun mereka juga punya stock lagu-lagu ciptaan sendiri.
            Di bawah bayang-bayang kelompok-kelompok musik elit di atas, di Palembang pada tahun 1960-an juga tumbuh banyak kelompok musik lapis kedua dan ketiga. Kelompok-kelompok musik kelas ini, kebanyakan menggunakan peralatan musik yang lebih rendah mutunya, yakni peralatan musik buatan dalam negeri atau paling banter buatan Jepang. Salah satu kelompok musik yang kemudian menjadi embryo kelompok musik besar di Palembang adalah kelompok musik Black Stones yang bermarkas di Lorong Batu Item, jalan Kapten A. Rivai Palembang. Black Stones ini di awaki antara lain oleh : Fit Kien (lead guitar); Bakar (Bass Guitar); Karel Cassidy (rhythm guitar), dan Ismet Soewondo (lead vocal).
            Pada waktu yang hampir bersamaan, sekitar tahun 1968, Batalyon Zipur (Zeni Tempur) Palembang juga menyediakan peralatan band buatan dalam negeri dan merekrut beberapa pemain Black Stones untuk mendirikan kelompok musik yang diberi nama Band Pionir. Pemain band Pionir ini terdiri antara lain : Fit Kien (Gitar Utama); Bakar (gitar bass); Karel Cassidy (gitar pengiring dan vokal); Musiardanis/Ferdinand Tuyu (drums), dan Ismet Soewondo (lead vocal). Selain dari menyediakan peralatan musik, Yon Zipur Palembang (yang waktu itu dikomandani oleh Mayor Rustandi) juga menyediakan peralatan radio siaran, yang mengudara dengan nama Suara Pramuka.
            Pada akhir tahun 1970 kelompok band Pionir ini bubar karena sebagian besar personilnya memilih untuk melanjutkan pendidikan, misalnya : Musiardanis pindah ke Yogya; Ferdinand Tuyu pindah ke Jakarta, dan Ismet Soewondo lebih mengutamakan kuliahnya di Fakultas Tehnik Unsri. Ketiga anggota lainnya (Fit Kien, Karel dan Bakar) tetap bertahan di Band Black Stones. Namun hal ini tidak lama, sebuah pabrik kecap di Palembang, yakni pabrik kecap Tong Hong, membeli peralatan musik dan merekrut Fit Kien dan Karel Cassidy. Era kelompok musik Golden Wing dimulai dari saat ini.
            Band Golden Wing Palembang generasi pertama ini masih berbau band pengiring, era rekaman lagu kelompok-kelompok musik belum lagi dimulai. Golden Wing generasi pertama diawaki oleh pemain-pemain antara lain : Fit Kien (kemudian berganti nama menjadi Piter Kenn) pada lead guitar; Kun Lung (Bass Guitar); Tarno (drums), dan Karel Cassidy (kemudian berganti nama menjadi Karel Simon) bertugas sebagai pemain gitar pengiring dan penyanyi utama.
            Sekitar tahun 1972 atau 1973 personil Golden Wing mengalami perombakan, beberapa pemain diganti dan awak band ini menjadi terdiri dari : Piter Kenn; Kun Lung (ganti nama menjadi Iksan); Carel Simon; Dedi Mantra (keyboard), dan Victor Eky (drums). Pada tahun 1973, kelompok-kelompok musik mulai merekam lagu-lagu mereka sendiri. Kita tentu ingat, mulai tahun ini bermunculan band-band tenar dengan lagu-lagu mereka sendiri, seperti : Rollies; Rhapsodia; Aka; Mercy’s; Panbers; Band Bentoel; Favourites Group, dan sebagainya.
            Pada tahun 1974, Golden Wing Palembang meluncurkan album pertama mereka yang diberi label Mutiara Palembang. Beberapa lagu dalam album ini menjadi hit, antara lain lagu : Mutiara Palembang; Di Mana; Give Me, dan Hanny. Pada tahun 1975, Golden Wing meluncurkan sebuah album yang berisikan lagu-lagu pop melayu. Dalam album ini mulai dinyanyikan sebuah lagu pop daerah Sumsel yang diracik secara apik berjudul Sebambangan. Pada album ini, awak Golden Wing sudah dengan formasi baru, yakni : Piter Kenn pada gitar utama; Areng Widodo (berasal dari Yogya) pada bass; Carel Simon/lead vocal; Dedi Mantra (keyboard), dan seorang pemain drum baru. Album pop melayu ini boleh dikatakan merupakan album terakhir Golden Wing, karena setelah itu Carel Simon bersama-sama dengan isterinya, Hera Sofyan, dan S. Tarno mendirikan kelompok musik No Wing, yang mengkhususkan diri merekam lagu-lagu pop daerah Sumbagsel.

Bengkulu, 10   Mei 2008.

(H. Musiardanis)

Kamis, 21 April 2011

Solat Yang Khusuk


Khusuk dari segi bahasa yaitu khusk, yaitu, hina, rendah, menghambakan diri, yaitu di hadapan Allah SWT. Anggapan bahwa sholat yang khusuk itu seperti khalifah Ali bin Abi Thalib yang tidak terasa saat dicabut pedang yang menancap di tubuhnya saat sedang sholat, itu bukan sholat yang khusuk, tetapi hasil dari sholat yang khusuk.
Sholat memang benar adanya untuk menghadap kepada Allah SWT, tapi apa kita tahu apa yang kita hadap ? tidak. Karena Allah itu tidak berbentuk dan tidak berwujud, dan kita tidak kenal dengan Allah, kita hanya kenal dengan nama dan sifat-sifatnya.
Allah SWT berfirman, bahwa Al-Qur’an itu pangkalnya ada ditangan Allah dan ujungnya di dada Rasulullah SAW, jadi, nabi Muhammad itu hampir sangat dekat dengan Allah SWT. Bagaimana dengan kita, setelah nabi Muhammad SAW meninggal ? apakah putus kontak Allah dengan manusia-manusia sesudahnya ? tentu tidak, karena yang mati itu jasad dari nabi Muhammad SAW, sedangkan rohnya tidak.
Roh nabi Muhammad atau nurun ala nuurin itu berkelana mencari sarang, yaitu seorang manusia yang sanggup mempertanggung-jawabkan manusia-manusia yang mengikutinya dan roh nabi Muhammad SAW itu tak pernah meleset dalam merasuki seseorang.
Jadi seseorang yang mendapatkan nurun alla nuurin itulah yang harus kita ikuti dan kita hadirkan dimana saja kita berada, karena dengan kita satukan rohani kita dengan rohani seseorang tersebut, hadir jutaan malaikat yang menjaga kita dari godaan-godaan setan yang juga tak kalah kuatnya.
Seseorang itulah yang namanya Waliyam Mursyidah, atau Mursyid atau Guru Rohani kita yang harus kita hadirkan dalam seluruh kegiatan kita, termasuk sholat, barulah akan tercipta sholat yang khusuk. Jika kau belum mampu beserta dengan Allah, besertalah dengan orang yang telah beserta dengan Allah.


20 April 2003
Dedi hidayat

Kamis, 14 April 2011

Tips Fotografi

Berikut ini adalah beberapa tuntunan yang dapat membantu Anda dalam mengembangkan keterampilan fotografi.
Selalu Bawa Kamera
Alasan utama mengapa Anda melewatkan momen yang bagus untuk difoto adalah karena Anda tidak membawa kamera. Jadikanlah suatu kebiasaan untuk selalu membawa kamera kemanapun Anda bepergian karena Anda tidak tahu momen-momen atau pemandangan-pemandangan apa yang akan Anda temui nanti. Belilah tas atau tempat untuk kamera Anda karena hal tersebut dapat memudahkan Anda membawa kamera, selain itu juga dapat melindungi kamera Anda dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti goresan maupun benturan dengan benda lain. Tas atau tempat kamera yang memiliki busa dan memiliki lapisan luar yang cukup keras adalah pilihan yang cerdas untuk hal ini.
Foto Lebih Banyak Lagi
Jika Anda berfikir bahwa Anda telah cukup banyak mengambil foto, tidak demikian adanya, terutama jika Anda adalah pemilik kamera dijital. Hasil foto kamera dijital disimpan dalam format dijital (berkas), jadi tidak ada kerugian bagi Anda untuk mengambil foto lebih banyak. Memang foto tersebut akan menghabiskan sejumlah space pada kartu memori Anda, namun nantinya Anda dapat dengan mudah menghapusnya jika Anda tidak puas dengan hasil foto tersebut. Mengapa Anda mengambil sebuah foto jika Anda bisa mengambil banyak foto? Tidak usah ragu, karena mungkin tempat di mana Anda mengambil foto tersebut tidak akan Anda kunjungi lagi. Foto sebebas-bebasnya, karena pemandangan/adegan sehari-hari yang membosankan dapat saja menjadi bersejarah beberapa tahun kemudian.
Percaya pada Mata Anda
Mempelajari aturan-aturan composition adalah hal yang baik, namun aturan-aturan tersebut kadangkala tidak berlaku dan ada kalanya Anda harus mempercayai mata Anda. Ketika kita akan memfoto sebuah objek, gerakkan atau pindahkan kamera dan jelajahi pemandangan sekitarnya. Ketika Anda menemukan sudut potret yang menurut Anda bagus, fotolah dengan segera.
Latih Mata Anda
Lihat dan perhatikan dengan seksama foto yang Anda ambil. Cobalah untuk menemukan kekurangan-kekurangan dan kritiklah hasil foto tersebut. Apakah foto tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan pada saat kita memfoto? Apakah Anda suka composition-nya? Aktivitas peninjauan kembali hasil foto oleh Anda sendiri sangat esensial dalam meningkatkan indra fotografi Anda.
Kenali Kamera Anda
Anda tidak perlu menghafal setiap fitur pada kamera Anda sesegera mungkin. Akan lebih mudah mengingat fitur-fitur Anda dengan perlahan-lahan mencoba fitur-fitur kamera Anda satu-persatu melalui aktivitas fotografi sehari-hari. Analoginya seperti saat kita belajar mengganti persneling saat mengendarai sepeda motor atau mobil. Jadikan kemampuan mengutak-atik fitur kamera menjadi kebiasaan Anda. Dengan demikian Anda tahu dengan baik fitur-fitur apa yang mesti dipakai pada saat memfoto suatu objek atau pemandangan.
Selalu Bekerja pada Berkas Salinan
Hal ini berlaku untuk era baru fotografi yaitu kamera digital. Perlu Anda ingat bahwa sebelum Anda membuat foto salinan maka foto yang Anda punya adalah foto satu-satunya yang masih asli. Biasakanlah membuat salinan atas berkas foto yang akan Anda utak-atik. Beberapa perangkat pengolahan/pengorganisasi gambar digital biasanya menyertakan fitur ini.

Tentang Kamera

Kamera adalah alat yang dipakai untuk merekam gambar suatu objek yang kemudian dikatakan foto sebagai hasil akhirnya. Kamera bekerja dengan cara kerja optik, cahaya suatu benda masuk ke badan kamera melalui lensa, memantulkannya di film atau sensor kamera, dengan mengatur banyaknya cahaya yang masuk, mengatur komposisi foto, dan ketajaman gambar, jepret; jadilah foto hasil jepretan anda.

Kamera merupakan andalan fotografer dalam mengambil gambar. layak tidaknya suatu foto dikatakan bagus tergantung dari pengetahuan si fotografer, baik itu teknik memotret atau pengetahuan bagian-bagian kameranya serta cara mengoperasikannya. Banyak sekali merek dan tipe kamera diluar sana, masing-masing dengan fitur dan keunggulannya masing-masing, tapi pada dasarnya teknik pengoperasiannya dan fungsi-fungsi dasarnya adalah sama pada tiap kamera yang berbeda. Sebelum lebih jauh membahas soal fungsi dasar kamera, ada baiknya kita perlu tahu dulu jenis-jenis kamera.
Berbicara tentang jenis kamera tentulah ada berbagai macam jenis kamera, tapi yang paling sering digunakan saat ini adalah kamera digital. Masih ingat dengan kamera film? kamera yang sudah jarang sekali digunakan saat ini, kamera yang serba otomatis dan masih menggunakan film. Tinggal masukkan film, hidupkan, bidik, jepret,dan pasti jadi setelah di cuci cetak. Kamera ini disebut kamera poket karena ukurannya yang kecil dan simpel. Kamera poket sekarang sudah tidak lagi menggunakan film tapi menggunakan sensor digital untuk menangkap objek cahaya. Berbagai fitur telah ditanamkan langsung pada kamera jenis ini, sehingga penggunanya hanya tinggal memilih hendak memotret memakai mode apa dan jepret, hasilnya bisa langsung dilihat di layar LCD kamera. Jika hasilnya jelek, tinggal dihapus dan foto ulang.
Bagi yang hobi motret, penggunaan kamera poket digital kurang diminati, karena terlalu “otomatis”. Penguasaan kamera dan kemampuan bereksperimen dengan kamera merupakan suatu daya tarik tersendiri dalam fotografi. Berbagai teknik memotret dapat dilakukan dengan menyesuaikan setingan kamera kita dan hanya dapat dilakukan pada kamera dengan mode manual. Sebelum era digital, kamera yang digunakan adalah kamera SLR (Single Lens Reflex). Fasilitas kamera ini antara lain mempunyai kecepatan rana maksimum, aturan pemakaian ISO (ukuran kecepatan film), alat ukur pencahayaan (exposure meter), tombol bidik otomatis (self timer), dudukan kaki tiga (tripod), dan lensa yang bisa diganti-ganti. Kelemahan kamera jenis ini adalah pada biaya pengoperasiannya. Untuk mendapatkan satu foto kita harus membeli dulu film. Setelah digunakan, film tersebut dicuci, utuk bisa diedit di komputer sebelumnya harus discan, baru kemudian dicetak. Kelebihannya, warna yang dihasilkan dari kamera film ini lebih alami.

Seiring perkembangan jaman, penggunaan kamera SLR akhir-akhir ini mulai ditinggalkan. Mengingat banyaknya biaya yang harus dikeluarkan dan ketidakpraktisannya. Yang menjadi trend sekarang adalah penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Refleks) dimana berbagai kelebihan dan kemudahan bisa didapatkan seorang fotografer dengan kamera jenis ini. Dengan hasil foto ukuran besar (>10 pixel), pengaturan ISO yang lebih besar, frame per shoot yang banyak, dukungan berbagai aksesori kamera, dan fitur-fitur lainnya membuat kamera ini menjadi idola para fotografer. Kelemahan dari kamera ini hanyalah pada harganya yang “sangat mahal” namun setara dengan fitur dan manfaatnya.
Ingatlah selalu bahwa foto bagus bukan ditentukan oleh kameranya, tapi orang dibalik kamera tersebut. 

 

Mari Mendalami Fotografi

Fotografi, sudah tidak asing lagi kata ini terdengar di telinga kita. Hampir di setiap bidang fotografi ikut ambil bagian, berbeda dengan fotografi jaman dahulu kala yang hanya identik dengan foto ukuran 3 x 4, foto pernikahan, foto jurnalistik, dan foto keluarga para konglomerat. Kini fotografi telah merambah sampai ke setiap sektor aktifitas manusia dengan berbagai kelebihan dan manfaatnya. Iklan, film, dokumentasi, pre-wedding, wedding, dan berbagai jasa pemotretan lainnya yang bisa kita temukan di studio foto yang semakin banyak. Teknik pemotretan saat ini juga semakin berkembang, lihat saja berbagai macam foto unik dan luar biasa dengan menggunakan teknik foto terbaru dan pasti dengan dukungan peralatan foto yang semakin canggih dan beraneka ragam.
Hobi akan fotografi kini juga semakin mudah dengan adanya berbagai informasi yang bisa kita temukan di buku, majalah, internet, atau dengan bergabung ke komunitas fotografi. Memang ada yang bilang fotografi adalah hobi yang “mahal” dan memang itu kenyataannya. Berapa harga kamera DSLR sekarang? Yang paling murah saja, harus menabung dulu untuk bisa membelinya. Apalagi kamera professional, namanya saja kamera pro, yang beli juga orang pro (jago motret-fotografi komersil). Tapi tetap saja hobi ini punya kelas tersendiri di masyarakat kita. “Kepuasan” adalah kata yang sering kita dengar jika bertanya pada para pehobi motret ini mengapa menyukai fotografi?. Adalah sesuatu yang sulit untuk digambarkan, perasaan bangga, puas, fantastis, ketika seorang fotografer berhasil mendapatkan foto yang luar biasa, foto yang “wah”, inilah inti dari fotografi…
Lalu, apa saja yang dibutuhkan untuk bisa merasakan kepuasan tersebut? Secara garis bersar hal terpenting dan yang pertama kita butuhkan adalah “semangat”. Fotografi adalah suatu proses, untuk bisa mendapatkan foto yang luar biasa tidak dengan hanya memiliki kamera bagus dan peralatan canggih, dengan semangat kita akan berusaha untuk bisa memaanfaatkan moment, mencari lokasi motret yang bagus, dan terus berusaha tanpa putus asa demi sebuah foto luar biasa. “ketekunan” adalah hal wajib yang dimiliki seorang fotografer professional dan bagi yang ingin mendapatkan foto luar biasa. Tim Laman, seorang fotografer dari National Geographic membutuhkan waktu dua bulan dan harus bergelantungan di atas pohon untuk mendapatkan satu foto yang “luar biasa”.
Seorang fotografer selalu dekat dengan kameranya, jeli melihat moment, dan tanggap akan suatu peristiwa. Dengan kamera yang selalu stand-by di samping, dia tidak akan kehilangan momen bagus, dia tidak akan mengeluh lagi “kenapa tadi saya tidak bawa kamera? Padahal ada moment bagus disini” maka “perlatan” adalah modal anda untuk memulai hobi ini. Peralatan tanpa pengetahuan menggunakannya bagaikan mobil tanpa supirnya. Sebagus dan secanggih apapun kameranya, tapi jika tidak bisa mengoperasikannya, tak akan ada satu hasil foto yang “luar biasa” dari kamera tersebut, tak akan ada kepuasan saat memotret, karena apa yang kita bayangkan tidak akan tergambarkan dengan kamera yang kita gunakan, hanya karena tidak tahu bagaimana caranya.
Anda suka memotret? Sudah puaskah anda dengan hasil jepretan dari kamera anda? Pernahkah anda mendapatkan foto yang menurut anda “luar biasa”? seberapa semagatkah anda? Seberapa tekunkah anda? Mari kita belajar fotografi… persiapkan semangat anda, pegang teguh ketekunan anda, dan jepret; rasakan sensasi indahnya fotografi di setiap jepretan kamera anda.
  

Sekilas Tentang Fotografi

Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.
Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.

Jenis-jenis kamera

a. Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.

- Format film

Sebelum kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu berbagai macam format/ukuran film.
APS, Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm, dikemas dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak populer. Toko yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia.
  1. Format 135. Dikenal juga dengan film 35mm. Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas dalam bentuk cartridge berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang paling populer, banyak kita temui di sekitar kita.
  2. Medium format
  3. Large format

- Jenis Film

  1. Film B/W, film negatif hitam putih.
  2. Film negatif warna. Paling populer, sering kita pakai.
  3. Film positif, biasa juga disebut slide. Lebih mahal dan rawan overexposure. Meski demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat menangkap rentang kontras yang lebih luas.

- Jenis-jenis kamera

  1. Pocket/compact. Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan film format 35mm.
  2. Rangefinder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm.
  3. SLR, Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem.
  4. TLR, Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.
  5. Viewfinder. Biasanya menggunakan format medium.
b. Kamera manual dan kamera otomatis. Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual.
c. Kamera digital. Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film.
1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
3. DSLR. Digital SLR.
Shooting mode
Mode auto, mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret.
  1. Full auto, kamera yang menentukan semua parameter.
  2. Portrait, kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF.
  3. Landscape, kamera menggunakan aperture terkecil.
  4. Nightscene, menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus.
  5. Fast shuter speed
  6. Slow shutter speed
Creative zone
  1. P, program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting.
  2. Tv, shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat.
  3. Av, aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed.
  4. M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual.
Komposisi dan Angle.
Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto
Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar.
Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.
oleh: Gunawan Wibisono

Selasa, 12 April 2011

Restorasi Meiji

Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi, atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir Zaman Edo dan awal Zaman Meiji. Restorasi ini, merupakan akibat langsung dari dibukanya Jepang kepada kedatangan kapal dari dunia Barat yang dipimpin oleh Admiral Marine asal AS, Matthew Perry.
Pembentukkan Aliansi Sat-cho, yaitu antara Saigo Takamori, pemimpin Satsuma, yang merupakan salah satu provinsi yang mulai bergerak menentang pemerintah Keshogunan Tokugawa. (Pemerintahan Meiji tidak mau mengulangi kesalahan pemerintah Tokugawa dengan mengangkat pemimpin asal Satsuma seperti Okubo Toshimichi dan Saigo Takamori sebagai pejabat penting dalam pemerintahan.), dengan Kido Takayoshi, pemimpin Choshu (tokoh choshu yang terkenal akan perannya dalam restorasi termasuk Yoshida Shoin, Takasugi Shinsaku, Katsura Kogoro dan Kusaka Genzui.), adalah titik awal dari Restorasi Meiji yang berakibat pada runtuhnya kekuasaan. Aliansi ini dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan melawan Keshogunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar.
Keshogunan Tokugawa resmi berakhir pada tanggal 9 November 1867, ketika Shogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu "memberikan kekuasaannya ke Kaisar" dan 10 hari kemudian mundur dari jabatannya. Titik ini adalah awal "Restorasi" kekuasaan imperial. Walau begitu, Yoshinobu masih tetap memiliki kekuasaan yang signifikan.
Kemudian pada January 1868, dimulailah Perang Boshin (Perang Tahun Naga), yang diawali Pertempuran Toba Fushimi, dimana tentara yang dipimpin Choshu dan Satsuma mengalahkan tentara mantan shogun, dan membuat Kaisar mencopot seluruh kekuasaan yang dimiliki Yoshinobu. Sejumlah anggota keshogunan melarikan diri ke Hokkaido dan mencoba membuat negara baru, Republik Ezo, tapi usaha ini digagalkan pada penyerbuan Hakodate, Hokkaido. Kekalahan tentara mantan shogun itu adalah akhir dari Restorasi Meiji; dimana semua musuh kaisar berhasil dihancurkan.
Pada 3 Februari 1867, Putra Mahkota Mutsuhito yang waktu itu berusia 15 tahun naik tahta untuk menggantikan ayahnya, Kaisar Kōmei. Restorasi Meiji yang terjadi 1868 mengakhiri kekuasaan feodal Keshogunan Tokugawa. Ibu kota pemerintahanpun dipindahkan dari Kyoto ke Tokyo
Pemerintah Meiji memberi jaminan kepada kekuatan-kekuatan asing bahwa negaranya akan mematuhi perjanjian yang dibuat Keshogunan Tokugawa, dan menyatakan dirinya sebagai negara yang akan mematuhi hukum internasional.
Setelah penghapusan sistem domain, daimyo secara sukarela menyerahkan tanah kepemilikan dan catatan kependudukan mereka. Para daimyo mendapat tugas baru sebagai gubernur. Pemerintah pusat menanggung pengeluaran daerah dan membayar gaji para samurai. Sistem domain (han) diganti menjadi sistem prefektur pada 1871, dan kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat. Pejabat dari bekas Domain Satsuma, Domain Chōshū, Domain Tosa, dan Domain Hizen ditugaskan mengisi pos-pos kementerian.
nama-nama kaisar jepang setelah restorasi
1 1867 hingga 1912 Kaisar Mutsuhito
2 1912 hingga 1926 Kaisar Yoshihito
3 1926 hingga 1989 Kaisar Hirohito
4 1989 hingga sekarang Kaisar Akihito